kashikuta: (Uke Aiba)
[personal profile] kashikuta
Photobucket


Judul : Infinity
Penulis : [livejournal.com profile] hideko_ikuta

Pairing : SakurAiba (main), TomaPi (side), Guest : Ohno, Jun & Nino
Rating : PG
Genre : AU, Romance, BL, Yaoi



Di Akai Land...
 
Yamashita sedang berbincang serius dengan Matsujun mengenai pasukan Midori yang sudah menyerang masuk ke negeri Akai.
 
“bagaimana mungkin pasukan Midori yang jauh lebih lemah dari pasukan negeri kita bisa berhasil melewati perbatasan?!” tanya Matsujun, terlihat sedikit tidak percaya.
 
“dari laporan pasukanku, ternyata pasukan negeri Midori punya serum yang bisa membuat mereka dapat menyembuhkan luka-luka mereka dengan mudah. Makanya mereka bisa terus bertahan dengan jumlah yang sama meskipun kita terus menyerang” kata Yamashita.
 
“huh? Serum? Lalu, apa rencanamu selanjutnya?” tanya Matsujun.
 
“kau tak bisa terus berada di sini, turun dari menara, bantu aku menambah kekuatan untuk melawan mereka!” kata Yamashita dengan wajah serius.
 
“aku? Membantumu? Hah, memangnya apa urusanku?” tanya Matsujun sinis.
 
“kau khan anggota kerajaan Akai, tentu saja melindungi Akai juga urusanmu!” kata Yamashita kesal karena Matsujun selalu saja menjadi satu-satunya orang di negeri ini yang menentang perintahnya.
 
“ok, aku akan dengan senang hati membantumu jika kau membiarkan Toma tinggal bersamaku” kata Matsujun yang dengan sengaja meminta persyaratan yang sulit.
 
“kau tahu aku tidak akan membiarkan itu terjadi, Toma akan bernasib seperti Nino jika dia di tanganmu!” kata Yamashita sambil memandang tajam Matsujun.
 
“baiklah, kalau begitu, tidak ada alasan bagiku untuk membantumu, khan?” kata Matsujun tersenyum sinis. Sejak awal memang ia tidak mau membantu, karena itu ia sengaja memberi persyaratan yang sulit.
 
“bagaimana jika ku tukar dengan ini? Jika kau tak mau turun dari menara ini, aku tak akan kemari lagi untuk memberikan ini” kata Yamashita sambil menggoreskan belati ke tangannya membuat darah merah segar mengalir dari tangannya.
 
 
Matsujun dengan cepat langsung menarik tangan Yamashita dan menghisap darah yang mengalir dari luka di tangan Yamashita sampai darah itu tak menetes lagi.
 
“baiklah..., uhm... Kau memberikan penawaran yang cukup adil” kata Matsujun sembari menghapus sisa darah dari ujung mulutnya membuat Yamashita tersenyum sinis.
 
“tapi aku tetap tak akan melindungimu jika Infinity menyerang, adalah takdirmu untuk mati di tangan mereka, yang bisa kau lakukan hanya menghabisi mereka terlebih dahulu sebelum mereka menghabisimu. Jika tidak berhasil, bukan urusanku...” kata Matsujun.
 
“kau tak perlu khawatir soal itu” jawab Yamashita dengan wajah datar.
 
 
 
Di tempat lain...
 
Hari itu pagi-pagi sekali Sho dan Aiba sudah keluar dari rumah pohon dan langsung berjalan sambil bergandengan menuju ke danau yang semalam mereka lihat. Suasana sekitar masih agak gelap, udarapun masih sangat dingin, tetapi sudah ada cukup cahaya agar mereka bisa melihat jalan yang akan mereka tuju.
 
Setelah berjalan kurang lebih setengah jam, akhirnya Aiba dan Sho sampai di tepi sebuah danau yang cukup luas dengan permukaan air yang tenang. Sho memegang air yang tenang itu dan dapat merasakan bahwa air itu sangat dingin, nyaris membeku. Sho baru sibuk dengan pikirannya sendiri, memikirkan cara untuk dapat menyeberangi danau yang dingin itu hingga ke tengah, ketika kemudian ia mendengar suara tak jauh darinya.
 
“ne~ Sho-chan..., lihat! Aku bisa berjalan di atas air! Yeay!” kata Aiba dengan suara riang, setengah terkejut.
 
“Hah?! Bagaimana mungkin??” kata Sho berusaha berjalan mendekat ke Aiba. Ia sedikit menggigil karena air dingin yang membasahi kakinya saat mendekati Aiba.
 
“aku juga tidak tahu... Tapi ini menyenangkan!” jawab Aiba sementara Sho memandanginya bingung.
 
“uhmmm... Sebenarnya, apa yang harus kita lakukan di sini, Sho-chan?” tanya Aiba lagi.
 
“kita bersama-sama... harus mengambil dua pedang yang tertancap di tengah sana... Tapi dengan keadaan seperti ini, sepertinya... hanya kau yang bisa berjalan ke tengah...” kata Sho yang bicaranya menjadi semakin terbata-bata karena mulai kedinginan akibat air yang membasahi kakinya.
 
“aku bisa menggendongmu kalau kau mau” kata Aiba sambil tersenyum polos.
 
“eh?” tanya Sho, bimbang. Seorang Jendral dari negeri Midori digendong oleh kekasihnya, apa itu tidak memalukan rasanya?
 
“ayo...” kata Aiba sambil menarik tangan Sho lalu berjongkok di hadapannya. Sho yang tak bisa menolak lagi akhirnya naik ke punggung Aiba.
 
 
 
Beberapa saat kemudian...
 
“kau tahu, Aiba-kun... Aku suka wangi rambutmu” kata Sho sambil membenamkan hidungnya ke leher Aiba begitu orang itu menggendongnya.
 
“Sho-chan... Jangan bercanda sekarang, kita sedang di tengah danau...” kata Aiba dengan sedikit geli karena hembusan nafas Sho di leher dan telinganya.
 
“hahaha... baiklah... Oh iya, Aiba-kun... Aku tidak berbohong soal perkataanku semalam...” kata Sho sambil memeluk Aiba lebih erat dari belakang.
 
Aiba tak menjawab apa-apa meskipun jantungnya mendadak menjadi berdebar lebih cepat dan wajahnya memerah mengingat pernyataan cinta Sho semalam. Ia pun terus melanjutkan perjalanan ke tengah danau, mencari dua pedang yang dimaksud oleh Sho.
 
 
 
“Yatta, kita menemukannya, Sho-chan~!!” kata Aiba begitu melihat ada dua pedang tertancap di permukaan danau.
 
Pedang itu ternyata benar-benar berada di tengah-tengah danau. Satu pedang mengambang di air dengan pegangan pedang berwarna merah, berada di bagian danau yang membeku. Sedangkan satu pedang lagi, tertancap di bagian danau yang membeku, dengan pegangannya berada di atas air. Membuat kedua pedang itu membentuk pola seperti hurup X.
 
Melihat ada bagian beku di danau, Sho kemudian turun dari gendongan Aiba lalu berdiri di atas es tersebut. Aiba berusaha ikut naik ke permukaan es, tetapi entah mengapa es tersebut hancur setiap terinjak oleh Aiba sehingga akhirnya Aiba tetap berdiri di atas air, sementara Sho di atas es.
 
 
“bagaimana cara kita mencabutnya, Sho-chan?” tanya Aiba.
 
“aku juga tidak tahu, mari kita coba... Aooww..!” kata Sho memegang pedang dengan pegangan berwarna hijau dan langsung tersentak karena membuat tangannya seperti terbakar.
 
“waaaah, Sho-chan?!! daijoubu?” tanya Aiba yang langsung panik memegang tangan Sho yang memerah, nyaris melepuh.
 
“pedang hijau ini seperti menolakku” kata Sho sembari memandang Aiba dengan wajah meringis kesakitan.
 
“uhmm... apa ada yang salah?” tanya Aiba, yang kemudian karena penasaran akhirnya pelan-pelan mencoba meletakkan telunjuknya di pedang hijau yang tadi dipegang Sho. Ternyata telunjuknya baik-baik saja, pedang itu terasa dingin seperti seharusnya karena tertancap di bongkahan es.
 
Aiba mulai memberanikan diri untuk menyentuh pedang itu dengan kedua tangannya dan pedang itu tetap terasa dingin.
 
“sepertinya... ini pedangku” kata Aiba sambil tersenyum memandang Sho.
 
“hmmm... Baiklah, berarti, seharusnya... Pedang merah ini milikku..., mari kita coba” kata Sho sambil pelan-pelan meletakkan tangannya ke pedang merah, ternyata memang pedang itu tidak terasa panas sama sekali.
 
 
Sesaat setelah Aiba dan Sho memegang dua pedang itu dengan kedua tangan mereka, permukaan danau tiba-tiba terasa mulai bergejolak. Air yang tadi tenang dan bongkahan es yang tiba-tiba hancur kini menjadi semakin meninggi mengitari tubuh Aiba dan Sho. Siap menenggelamkan mereka. Keduanya kemudian saling berpandangan dengan wajah agak cemas.
 
“Kita pasti bisa mengambil ini... Aku percaya padamu..., Masaki...” kata Sho sembari memandang pria yang tersenyum lembut di depannya.
 
“un’~” jawab Aiba sambil mengangguk dan tersenyum cerah mendengar cara Sho memanggilnya.
 
Sekejap kalung yang mereka kenakan bersinar sangat terang berwarna merah dan hijau, lalu mengalirkan sebuah kekuatan bagi keduanya sehingga Aiba dan Sho menjadi seperti memiliki tenaga lebih untuk menarik pedang yang tertancap kuat tersebut.
 
“Satu... Dua... Tiga...!” seru Sho dan Aiba bersamaan, dan dalam sekali tarikan kedua pedang tersebut berhasil tercabut dari tempatnya. Lalu WHUZZZ... Aiba dan Sho tersapu air pasang yang bercampur kepingan bongkahan es dari danau.


This account has disabled anonymous posting.
If you don't have an account you can create one now.
HTML doesn't work in the subject.
More info about formatting

Profile

kashikuta: (Default)
kashikuta

February 2020

S M T W T F S
      1
2345678
910 1112131415
16171819202122
23242526272829

Style Credit

Expand Cut Tags

No cut tags
Page generated Jul. 7th, 2025 08:01 am
Powered by Dreamwidth Studios