kashikuta: (OhMiya)
[personal profile] kashikuta
Photobucket

Judul : Sleeping Prince
Penulis : Hideko Ikuta
Pairing : SakurAiba (Side Pairing : JunBa & MatsuMiya)
Rating : PG
Genre : Romantic Comedy, BL, Yaoi
Sinopsis : Cerita sleeping beauty sudah membuat Aiba dan Sho menjalani hubungan persahabatan yang tidak wajar. Haruskan persahabatan ini diakhiri ketika sang ‘putri’ jatuh cinta pada pangeran lain?
Disclimer : I don’t own them. ;(



“Panggil Satoshi Sensei sekarang, Cepaaaat!!!!” teriak Matsujun sambil membopong Aiba yang terkulai lemas lalu berjalan masuk ke ruang kesehatan.

Nino berlari sekencang-kencangnya menuju ruang guru untuk mencari Satoshi Sensei. Nino membuka pintu, lalu...

“Satoshi-... eh? Ini apa-apaan, Satoshi Sensei!!!! Jangan jadikan ruang guru sebagai taman bermain!!” kata Nino yang tiba-tiba langsung marah ketika merasakan bajunya tersangkut kail pancing dan ada perahu karet di ruang guru. Rupanya wali kelas Aiba itu sedang berlatih dengan alat pancingnya sambil duduk di perahu karet di dalam ruang guru yang sudah sepi karena sudah pulang sekolah.

“Wooooow...!!! Gomenasai... Aku sedang berlatih memancing” kata Ohno sambil kemudian meletakkan alat pancingnya di perahu karet lalu berjalan menuju Nino untuk membantu melepaskan kail pancing yang tersangkut di baju Nino.


“ada apa Kazu Sensei, sepertinya tadi kau mencariku?” tanya Ohno setelah berhasil melepaskan kail pancing di baju Nino.

“ah, iya... Matsumoto Sensei memintaku datang kemari untuk memberitahumu, anak didikmu, Masaki Aiba, tiba-tiba lemas dan sekarang ada di ruang kesehatan!!!” kata Nino yang tadi sempat lupa sebentar dengan misinya akibat ulah Satoshi Sensei.

“EHHHH???!!! Kenapa????” tanya Ohno dengan wajah terkejut lalu segera berlari keluar ruang guru untuk menuju ruang kesehatan sambil bergandengan dengan Nino agar keduanya bisa cepat sampai.



“Masaki-kun... Bertahanlah...” kata Ohno sambil menggenggam erat tangan Aiba.

“Sensei... Uhuk... Uhuk... Sensei... Aku tidak... Bisa bernafas... Uhuk...” kata Aiba yang sekarang sudah sudah terbaring di dalam sebuah ambulan yang melaju cepat membawa mereka menuju ke rumah sakit.

“Kau akan baik-baik saja, Masaki-kun... Kau akan baik-baik saja...” kata Ohno berusaha membuat muridnya lebih tenang.

Hari itu akhirnya Matsujun, Nino dan Ohno menunggui Aiba sampai malam di rumah sakit untuk menjaganya karena orang tua Aiba sedang dalam perjalanan pulang dari Afrika.


Hari berikutnya...
Sho yang sama sekali tidak tahu bahwa Aiba masuk rumah sakit, hari itu pulang sekolah dengan wajah murung. Ia hari ini sama sekali tidak berusaha menemui Aiba dan tidak juga datang ke kelasnya untuk mengajak pulang bersama. Hatinya terlalu hancur untuk dapat menemui Aiba lagi. Semalam ia hanya dapat termenung sendiri di kamarnya, kecewa dengan sikap Aiba yang melakukan hal seperti itu dengan Matsujun, tepat di hari ulang tahunnya.

“kau kenapa melamun sejak tadi?” kata seorang perempuan muda yang digandeng oleh Sho.

“tidak apa-apa, sudah jangan pikirkan aku, sekarang kita mau kemana?” kata Sho.

“tentu saja mau ke toko buku, kau khan sudah janji sejak lama” kata perempuan itu dengan wajah cemberut.

“ok...” kata Sho.


Tiba-tiba Sho merasakan ada sebuah tangan menepuk pundaknya, lalu “BUKK” sebuah tinju mendarat keras di pipinya. Perempuan di samping Sho yang langsung melepas gandengannya dengan Sho berteriak karena terkejut melihat Sho tersungkur di tanah.

“Matsumoto Sensei!!” kata Sho dengan wajah terkejut sambil berusaha berdiri kembali.

“bangun kau, Sakurai!!” kata Matsujun sambil menarik kerah baju Sho lalu kembali memukulinya.

“ada apa?” tanya Sho berusaha melindungi dirinya.

“ini imbalan untuk apa yang sudah kau lakukan pada Aiba Masaki!” kata Matsujun masih belum berhenti memukuli Sho dari mulai wajah hingga perutnya.


Sho tidak melawan sama sekali, ia hanya berusaha melindungi dirinya sendiri meskipun rasanya agak mustahil karena Matsumoto Sensei terlihat terlalu beringas. Untungnya, Matsujun mulai dapat mengontrol dirinya ketika melihat Sho terkapar di tanah dengan wajah babak belur.

“uhuk... uhuk... uhuk... Ada apa ini, Sensei?? Uhuk... uhuk...” kata Sho disela-sela batuknya. Ia juga sempat membuang sedikit darah dari terasa mengalir di mulutnya.

“pengecut! Kenapa kau tega melakukan hal seperti itu pada Masaki dan sekarang masih dengan tenang pacaran? Huh?” kata Matsujun sambil menendang kaki Sho.

“uhuk... uhuk... tapi... Saya tidak tahu... kesalahan saya.... pada Aiba” kata Sho masih bingung, sesekali terbatuk.


Matsujun kemudian mendekati Sho lalu menjambak rambutnya,
“Aiba Masaki sekarang dirawat di rumah sakit, dan ini semua adalah kesalahanmu. Puas?!” kata Matsujun dengan mata tajam menatap Sho.

“Rumah sakit? Hah?! Di mana? Kenapa?” kata Sho yang langsung membelalakkan mata begitu mendengarnya.

“kau tak perlu tahu!” kata Matsujun sebelum akhirnya melepaskan Sho lalu berbalik badan bermaksud meninggalkan Sho.


“Onii-chan... Kau tidak apa-apa?” kata perempuan yang tadi di gandeng Sho, akhirnya berani mendekat.

“aku tidak apa-apa, Mai...” kata Sho sambil memegang tangan adiknya berusaha berdiri kembali.

Mendengar bahwa ternyata yang bersama Sho adalah adik Sho bukan pacar barunya, entah mengapa Matsujun menjadi sedikit iba. Ia kemudian berbalik lalu mendekati Sho, membuat pria yang didekatinya sedikit waspada untuk melindungi diri.
“ini? Hadiah ulang tahun, untukmu” kata Matsujun sambil memberikan sebuah tas kecil berisi kotak dengan bungkus berwarna hijau ke Sho.

“Hah?” kata Sho, ia baru menanyakan lebih lanjut mengenai hadiah itu tetapi Matsumoto Sensei ternyata sudah pergi menjauh.

“Onii-chan, apa itu? Bom waktu?” kata Sakurai Mai spontan.

“mana mungkin... Bodoh!” kata Sho sambil kemudian membuka bungkus kado berwarna hijau itu.


Sebuah benda berbentuk kotak dan ketika kotak itu dibuka, terdengar sebuah musik orgel lagu One Love dari grup boyband terkenal bernama Arashi. Di dalam kotak yang ternyata adalah music box itu, terdapat dua patung kecil dimana ada seorang pangeran yang akan bergerak bolak balik mencium putri tidur yang ada di dalam peti.

“Aiba-kun...” kata Sho sambil bersandar lemas di samping mobilnya, ia sudah dapat menduga kado itu pasti pemberian dari Aiba.

“Onii-chan... Kau tidak apa-apa? Onii-chan...?” kata Mai, begitu melihat kakaknya terduduk lemas, tapi Sho tak memberikan jawaban dan hanya memeluk erat kotak musik di tangannya.


Sho kebetulan sedang memandang lurus ke depan ketika melihat sesosok pria berjalan tak jauh darinya, menuju pintu gerbang sambil bernyanyi-nyanyi kecil.

“Senseiiiii~!!! Matte...” kata Sho yang kemudian langsung berdiri dari tempat ia duduk dan berlari mengejar guru itu.
This account has disabled anonymous posting.
If you don't have an account you can create one now.
HTML doesn't work in the subject.
More info about formatting

Profile

kashikuta: (Default)
kashikuta

February 2020

S M T W T F S
      1
2345678
910 1112131415
16171819202122
23242526272829

Style Credit

Expand Cut Tags

No cut tags
Page generated Jul. 8th, 2025 10:17 pm
Powered by Dreamwidth Studios