kashikuta: (Bad Aiba)
[personal profile] kashikuta
An update before a quick break..

All of sudden, I've got to do something that is very important for my real life and my future.
(>,<)

I also should have a good mood first to make the NCs entry, so... That will also takes time because this real life thing ruins everything including my good mood. xD"

I'll be back after... Uhm... Thursday(?), so don't go anywhere, ok?
Gomen~ (^^;)a



Photobucket

Judul : Delusion
Penulis : Hideko Ikuta
Pairing : Sakuraiba (side pairing: JunBa & SakuMoto, Guest : OhMiya, TomaPi dan TegoMass (khusus chapter ini))
Rating : G (M-PREG)
Genre : Romance, BL, Yaoi
Sinopsis : Tragedi masa lalu membuat Aiba dan Sho menutup diri terhadap cinta, bagaimana mereka dapat mengatasi trauma masing-masing?
Disclaimer : I don't own them. :(


Minggu berikutnya…
Pagi itu akhirnya Aiba kembali membersihkan ruangan Sho seperti biasa. Malam sebelumnya, Sho tidak dapat tidur karena terganggu oleh mimpi buruk tentang masa lalunya, sehingga ia datang ke kantor pagi-pagi sekali.

Sho baru menyadari bahwa ternyata Aiba yang sedang sibuk membersihkan ruangannya, ketika ia sudah mulai duduk di kursi kerjanya.

Walau terkejut, Sho berusaha mengendalikan dirinya… Ia kemudian berjalan mendekat ke arah Aiba kemudian duduk di sofa di samping Aiba yang sedang sibuk mengelap hiasan-hiasan kecil di letakkan di meja.

“terima kasih karena sudah memaafkanku” kata Sho pelan.
“aku hanya mengerjakan tugasku seperti biasa, tidak ada hubungannya dengan itu” kata Aiba dingin.
“aku senang kau bisa berada di sini lagi” kata Sho yang duduknya semakin merapat ke Aiba. Pria di sebelah Sho itu hanya diam, tidak menjawab, tidak juga menatap Sho.

“memilih untuk mendiamka dan marah denganmu itu justru merepotkan, kau tahu…” kata Aiba dalam hati.

Aiba baru akan berdiri untuk membersihkan bagian lain di tempat itu ketika Sho menarik tangannya, memintanya untuk kembali duduk. Belum sempat Aiba memberikan perlawanan atau reaksi lebih lanjut, Sho sudah merebahkan kepalanya di pangkuan Aiba, membuat Aiba tidak dapat bergerak kemana-mana.

“ku mohon jangan menjauhiku lagi, aku sungguh butuh seseorang untuk berbagi …” kata Sho sambil memejamkan matanya.

Aiba dapat melihat bahwa Sho sama sekali tidak berbohong. Ia terlihat begitu lelah, ada garis hitam di bawah mata pria itu. Hal itu pasti disebabkan karena orang itu kurang tidur.

“ada apa denganmu, Sho?” tanya Aiba dalam hati. Hal itu akhirnya membuat Aiba memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa.

Setengah jam sudah berlalu sejak Sho merebahkan kepalanya di pangkuan Aiba. Sejak tadi Aiba hanya bisa diam sambil memperhatikan wajah Sho yang terlihat begitu damai tertidur di pangkuannya. Ia baru saja bermaksud untuk membelai rambut Sho ketika tiba-tiba saja terdengar suara pintu diketuk dan sekejap kemudian Tegoshi Yuya masuk.



“Ehhh…?! Uhm… Apa, Sakurai-san tertidur?” tanya Tego dengan wajah bingung, begitu melihat Sho dengan mata terpejam berada di pangkuan Aiba. Orang itu bahkan tidak menjawab ketika tadi Tegoshi mengetuk pintu.

“sepertinya begitu… Uhm… Ano… Sho… Apa kau tidur? Sho-chan…?” tanya Aiba sambil membelai pelan pipi Sho yang lembut. Sho membuka matanya, pelan. Agak terkejut dengan sentuhan tangan Aiba.

“Ahh~ Aku tertidur rupanya… Ada apa, Aiba-kun?” tanya Sho dengan suara parau.
“itu, sekretarismu menanyakanmu” jawab Aiba sambil menunjuk Tegoshi Yuya, sekretaris baru Sakurai Sho yang akhirnya resmi menggantikan posisi ayahnya menjadi sekretaris Sho di kantor.

Sho bangkit dari merebahkan kepalanya di pangkuan Aiba,
“ya? Apa ada yang kau perlukan, Tegoshi?” tanya Sho dengan nada tenang.
“uhm… Itu, di luar, ada tamu yang ingin menemui anda, Pak…” jawab Tegoshi.
“siapa?” tanya Sho.
“namanya Ohno Satoshi” kata Tegoshi.
“Ahhh… Suruh dia segera masuk!” perintah Sho buru-buru.
“baik, Pak…” jawab Tegoshi yang kemudian keluar dari ruangan kantor.

Aiba berdiri dari tempat ia duduk untuk keluar juga.
“aku akan menemuimu saat jam makan siang, jangan pergi jauh-jauh dari ruanganmu” kata Sho yang kemudian berdiri dari tempat duduknya, menuju meja kerjanya.

“Eh?!” Aiba baru akan menjawab ketika pintu ruang kantor Sho sudah dibuka oleh seseorang. Terlihat ada seorang pria berambut pirang, masuk ke dalam ruangan itu. Aiba tersenyum sedikit sebagai tanda sopan santun, lalu Aiba keluar dari ruangan Sho setelah orang itu membalas senyumannya.


==========================


“kau menyukai pria atau wanita?” tanya seorang pria.
“eeehhh?? Maksudmu?” tanya Tegoshi Yuya dengan wajah bingung.
“iya, kau tidak salah dengar. Kau menyukai pria atau wanita?” tanya pria itu lagi.
“kenapa bertanya seperti itu?? Itu pertanyaan yang tak mungkin aku jawab…! Lagipula, kau ini siapa, orang asing!” kata Tegoshi dengan nada kesal karena ditanya seperti itu.
“tapi aku tidak bermaksud buruk. Wajahmu semanis ini dan kau tak bisa menjawab pertanyaanku, berarti pasti kau lebih suka pada pria, betul begitu?” tanya pria itu lagi, tak terpengaruh dengan wajak kesal Tegoshi yang memang meskipun kesal tetap terlihat sangat manis.
“aku tidak mau menjawab itu!” kata Tegoshi berpura-pura sibuk membereskan berkas di mejanya.
“apa kau punya pacar?” tanya pria itu.
“kau tidak perlu tahu!” kata Tegoshi dengan wajah bersemu merah.
“ok, aku mengerti. Boleh pinjam ponselmu?” tanya pria itu.
“untuk apa?” tanya Tegoshi, tapi ia tetap memberikan ponselnya pada orang itu.
“sebentar…” kata orang itu yang tiba-tiba memfoto Tegoshi dengan ponsel itu lalu menekan-nekan sesuatu pada keypadnya.
“eh?!” orang yang difoto hanya dapat bingung.


Beberapa saat kemudian, ponsel berbunyi. Pria itu tersenyum begitu melihat nomor yang memanggil.

“moshi-moshi… Iya, aku tidak bohong, foto yang tadi itu sungguh foto orang yang punya ponsel ini” kata pria itu.

Tegoshi hanya memandang dengan bingung.

“Iya, tipemu sekali khan? Hahaha… Apa kau tak sabar ingin bicara dengannya? Ok, sebentar …” kata pria itu sambil kemudian tertawa.
“ini… Ada yang ingin berbicara denganmu” kata pria itu sambil mengembalikan ponsel Tegoshi.
“siapa?” tanya Tegoshi bingung.
“namanya Masuda Takahisa, katanya ia tertarik denganmu…” kata pria itu sambil terkekeh.
“apa?!” Tegoshi terkejut, ia baru akan menjawab kata-kata pria di depannya lagi ketika tiba-tiba ia mendengar ada suara di ponselnya. Membuat ia harus mendekatkan ponsel itu di telinganya untuk menjawab.
“eh, uhm… Moshi… Moshi…” kata Tegoshi ragu-ragu, sementara pria di depannya tetap terkekeh.

Pria itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain, agar tidak mengganggu pembicaraan Tego dan Masu.

“Eh… Kau itu… A… Aiba… Masaki!” kata pria itu dengan mata terbelalak begitu melihat pria yang sejak tadi ternyata berdiri kaku tak jauh darinya, sambil memandang ke arahnya.

“Ni… Nino…? Ninomiya Kazunari?” jawab Aiba dengan wajah bingung bercampur takut.

Detik itu juga, Aiba langsung dapat merasakan bahwa bayangan gelap masa lalu sudah kembali menghampiri hidupnya, menyapu semua yang ada bagai ombak dan kembali menguburnya dalam kesedihan…
This account has disabled anonymous posting.
If you don't have an account you can create one now.
HTML doesn't work in the subject.
More info about formatting

Profile

kashikuta: (Default)
kashikuta

February 2020

S M T W T F S
      1
2345678
910 1112131415
16171819202122
23242526272829

Style Credit

Expand Cut Tags

No cut tags
Page generated Jul. 26th, 2025 12:08 am
Powered by Dreamwidth Studios