kashikuta: (Cute SakurAiba)
kashikuta ([personal profile] kashikuta) wrote2011-10-27 12:43 am

Infinity (Chapter 10)

Photobucket


Judul : Infinity
Penulis : [livejournal.com profile] hideko_ikuta

Pairing : SakurAiba (main), TomaPi (side), Guest : Ohno, Jun & Nino
Rating : PG
Genre : AU, Romance, BL, Yaoi




Ternyata baginda Ikuta Toma datang bersama pengawal-pengawalnya, khusus untuk menemui Sho dan Aiba di kamar pengantin mereka. Toma hanya menjawab pertanyaan Sho dengan senyuman.
 
“ada apa, Aiba? Kau terlihat sedih?” kata Toma sambil membungkuk lalu membelai kepala Aiba.
 
 
Aiba menoleh melihat Toma dan dalam sekejap entah mengapa semua perasaan yang terpendam di dalam hatinya sudah tak kuasa lagi ia tahan. Meluap begitu saja bersama dengan raungan tangisnya.
 
“aku ingin pulaaaaaaaaaaaangggg...” kata Aiba begitu berdiri dan memeluk Toma erat-erat.
 
Sho tahu persis saat itu Toma sedang menggunakan kekuatannya agar Aiba dapat lebih berani bicara terbuka dengannya. Sho bermaksud menarik Aiba dari pelukan Toma karena yang dilakukannya itu tidak sopan tetapi Toma memberi kode pada Sho agar tidak melakukan apa-apa. Toma tahu bahwa Aiba kini sedang membutuhkan tempat untuk bercerita, karena itu ia membiarkannya.
 
“mohon maaf sekali Aiba, aku tak bisa membantumu... Sesuai buku ramalan, kau memang harus mencari jalan pulangmu sendiri” kata Toma yang kemudian duduk di samping Aiba.
 
“tapi aku sungguh tidak sanggup lagi hidup di sini. Aku harus pulang ke duniaku...” kata Aiba.
 
“Jendral Sakurai akan membantumu menemukan jalan pulang, tapi tidak sekarang, tidak bisa semudah itu. Kalian harus menjalani takdir kalian dulu di sini” kata Toma dengan suara lembut.
 
“dengan dia? Aku tidak mau!” kata Aiba sambil bersembunyi di pelukan Toma membuat orang yang Aiba peluk menjadi tersenyum.
 
“Jendral, apa kau tidak memperlakukan Aiba Masaki dengan baik?” tanya Toma sambil memandang Sho.
 
“uhm... Itu, karena...” Sho tak bisa menjawab. Ia sadar sudah memperlakukan Aiba secara tidak baik sejak awal Aiba datang.
 
“Jendral?” tanya Toma, masih menunggu jawaban Sho.
 
“maafkan saya Baginda, saya berjanji mulai sekarang saya akan memperlakukan Aiba dengan baik” kata Sho sambil duduk dan membungkuk di hadapan Toma dan Aiba.
 
“baik, aku pegang janjimu Jendral...” kata Toma sementara Aiba mengintip sedikit ke arah Sho dari balik pelukannya dengan Toma, masih dengan mata tergenang air mata.
 
 
Beberapa menit kemudian...
 
“sudah merasa lebih baik?” tanya Toma pada Aiba yang kini masih terisak sedikit. Aiba hanya menjawabnya dengan anggukan kepala, membuat Sho dapat bernafas lebih lega sedikit.
 
“bagaimana Jendral, apa ada perubahan?” tanya Toma sambil mengulurkan tangannya pada Sho.
 
“maaf, masih belum ada, Baginda. Saya juga tidak mengerti kenapa bisa begini” kata Sho sambil memberikan sebuah kalung dengan bandul berbentuk lonjong yang terdapat lubang di tengahnya.
 
 
kalungku?” tanya Aiba dalam hati sambil memegang lehernya.
 
eh, tidak, aku masih memakainya. Jadi itu???” kata Aiba bingung sendiri.
 
 
“betul sekali, Aiba.. Ini kalung milik Jendral Sakurai Sho...” jawab Toma.
 
“eh?”
 
“iya, itu kalung milikku” jawab Sho tanpa memandang Aiba.
 
“ehhhh?? Jadi, kau itu... Ahh... Tidak mungkin.. Tidak mungkin...” kata Aiba, sudah kembali normal setelah tadi berbincang dengan Toma.
 
“jodohmu? Hmmm... Sepertinya begitu...., sial sekali khan?” kata Sho memandang Aiba sinis.
 
“kau!!!” jawab Aiba kesal lalu menjambak rambut Sho.
 
sudah memperlakukanku seperti itu, masih berkata kalo dia mendapat sial karena berjodoh denganku. Dasar orang ini, huuuuuh!!!” kata Aiba dalam hati.
 
“hey!!!” jawab Sho sambil balas menjambak rambut Aiba. Sepertinya dua orang ini memang susah sekali untuk didamaikan.
 
 
 
“Sakurai Sho... Aiba Masaki...” kata Toma tiba-tiba ketika melihat Sho dan Aiba mulai sibuk saling menjambak.
 
“hai’....?” jawab Aiba dan Sho bersamaan, langsung memandang Toma.
 
“bisa kita bahas masalah kalung ini dulu?” tanya Toma sambil menaikkan alisnya.
 
“hai’...” jawab Aiba dan Sho serentak lalu menyimpan tangan mereka masing-masing.
 
 
 
Toma kemudian mulai menjelaskan apa yang sejak tadi membuat Sho dan dirinya bingung pada Aiba.
 
Menurut legenda, kedua kalung itu ketika bertemu akan bertransformasi menjadi bentuk infinity tapi ternyata hal itu tidak terjadi ketika Aiba bertemu dengan Sho. Lalu, ketika kemarin ternyata Yamashita bermaksud untuk menjemput Aiba pulang, Toma menjadi punya ide lain yaitu menyatukan Aiba dan Sho dalam ikatan pernikahan. Harapannya adalah selain agar bisa melindungi Midori Land dan Aiba, juga berharap dengan bersatunya Aiba dan Sho dalam pernikahan, maka kalung itu juga dapat berubah sesuai yang tertulis di buku keramat yang berisi ramalan tentang Akai dan Midori.
 
Karena kemudian yang mereka harapkan itu tidak terjadi. Sho kemudian, memiliki ide lain yaitu melakukan hubungan intim dengan Aiba, masih dengan harapan yang sama. Tetapi sayangnya, yang mereka harapkan itu tetap saja tidak terjadi, kalung itu tetap tidak mau bersatu dan membentuk lambang infinity.
 
 
“kenapa kalung itu harus bersatu?” tanya Aiba sambil memegang dadanya, ada debaran aneh yang tiba-tiba muncul.
 
“karena setelah itu, kalung itu akan memberi kalian kekuatan untuk menghilangkan kejahatan di Akai Land” kata Toma.
 
“ahhh... Begitu....” kata Aiba, sedikit tidak fokus. Entah kenapa sekarang dadanya jadi terasa sakit dan pandangannya menjadi agak kabur.
 
 
 
“Aiba Masaki...?” tanya Toma yang segera menyadari ada yang tidak beres dengan tubuh Aiba.
 
kenapa ini, tiba-tiba aku tidak bisa bernafas?” tanya Aiba dalam hati.
 
“uhuk... uhuk... Tolong...” kata Aiba sebelum akhirnya pingsan. Untung saja Sho cukup sigap untuk menangkap tubuh pria di sampingnya itu.
 
“Aiba-kun.... Bertahanlah....!! Aiba-kun...?!!” kata Sho panik sambil menepuk-nepuk pipi Aiba tetapi orang yang bersangkutan hanya diam saja.
 
“ada apa ini, baginda??!!” tanya Sho dengan suara gemetar sembari memeluk erat tubuh Aiba yang tampaknya tidak bernafas sama sekali.
 
“sepertinya..., aku tahu ini ulah siapa...” kata Toma.
 
 
Di kerajaan Akai...
 
Yamashita terbahak ketika melihat bayangan Aiba kesakitan dan tak bisa bernafas dari kristal hitam yang ia baru saja ia masukkan ke dalam sebuah tempat kaca hampa udara.
 
“sebentar lagi kau pasti akan menyerah dan datang ke hadapanku, Baginda Ikuta Toma... Hahahahaha...” kata Yamashita.
 
“Pengawaaaaallll~!! Segera siapkan ruangan khusus di sebelah kamarku, kita akan segera kedatangan tamu agung” kata Yamashita sambil tersenyum lebar.



Post a comment in response:

This account has disabled anonymous posting.
If you don't have an account you can create one now.
HTML doesn't work in the subject.
More info about formatting