Sleeping Prince (Chapter 7)
Jul. 30th, 2011 01:31 am![[personal profile]](https://www.dreamwidth.org/img/silk/identity/user.png)

Judul : Sleeping Prince
Penulis : Hideko Ikuta
Pairing : SakurAiba (Side Pairing : JunBa & MatsuMiya)
Rating : PG
Genre : Romantic Comedy, BL, Yaoi
Sinopsis : Cerita sleeping beauty sudah membuat Aiba dan Sho menjalani hubungan persahabatan yang tidak wajar. Haruskan persahabatan ini diakhiri ketika sang ‘putri’ jatuh cinta pada pangeran lain?
Disclimer : I don’t own them. ;(
“maaf sudah membuatmu tidak kerja part time malam ini, Masaki-kun…” kata Matsujun.
“ahhh~ tidak apa-apa, saya memang sedang ambil libur dua hari, sedang tidak sehat…” kata Aiba.
“kau terlihat agak tidak sehat…” tanya Matsujun kemudian memegang dahi Aiba.
“itu… uhm…” kata Aiba yang langsung terpotong oleh Sho.
“hei~ Kau demam! Apa yang kau lakukan di sini? Ayo ku antar kau pulang saja…” kata Matsujun dengan wajah agak cemas.
“tidak, sungguh… Saya tidak apa-apa” kata Aiba mencoba meyakinkan Matsujun.
“kau sudah minum obat?” tanya Matsujun, dengan tangan menyentuh pipi dan leher Aiba.
“saya sudah meminumnya tadi sesaat sebelum berangkat, saya sungguh sudah tidak apa-apa…” jawab Aiba berusaha meyakinkan Matsujun.
“baiklah… kalau begitu. Segera katakan padaku kalau kau ingin pulang ya…” kata Matsujun sambil merapatkan tubuhnya pada Aiba, menjaga agar tubuh pria itu tidak kedinginan.
“un’~” jawab Aiba sambil tersenyum. Aiba sudah terlalu mengantuk karena obat yang diminumnya, sehingga ia sampai lupa mempraktekkan teknik-teknik yang diajarkan oleh Sho untuk memikat Matsumoto Sensei.
Di meja yang tak jauh dari mereka….
“kuso! Apa yang orang itu lakukan pada Aiba, singkirkan tanganmu darinya hei~” kata Sho bergumam sendiri ketika mengamati gerak gerik Aiba dan Matsujun.
“Matsujun adalah orang yang sangat perhatian, anak itu sudah pasti sebentar lagi akan masuk dalam perangkapnya” kata seseorang di samping Sho yang ternyata sedang memakai topi dan kaca mata untuk menyamar, gaya yang sama dengan yang dikenakan oleh Sho sekarang.
“Kazu Senseiiii… Buat apa anda di sini juga…” kata Sho dengan nada sebal.
“tentu saja mengamati salah satu muridku, menjaganya supaya jangan sampai terjebak dokter aneh” kata Nino tanpa memandang Sho.
“tapi ini khan sudah bukan jam sekolah, harusnya ini bukan tanggung jawab anda lagi khan?” tanya Sho.
“bukan urusanmu…” kata Nino ketus sembari menatap Sho.
“tentu saja urusan saya, anda khan duduk di meja yang saya pesan. Duh….!” kata Sho sambil memijat kepalanya, tiba-tiba pusing.
“kau pelit sekali, tidak ada tempat kosong lagi selain di sini, kau tahu~” kata Nino cuek.
“hmm… Baiklah…” kata Sho dengan wajah malas.
“stttt… Sudah, diam. Sekarang sebaiknya kita mengamati mereka” kata Nino lagi membuat Sho agak kesal. Tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi karena orang di depannya adalah wali kelasnya.
“woaaaaaaaaaaaahh..!” kata Nino dan Sho hampir bersamaan dengan nada panik ketika melihat Aiba menyandarkan kepalanya pada lengan Matsujun ketika pertunjukan musik di cafe itu dimulai.
Beberapa jam kemudian…
Pertunjukkan musik selesai dan terlihat Aiba berjalan keluar dari restoran sambil berpelukan dengan Matsujun. Sho yang sudah tidak tahan lagi dengan pemandangan yang ada di hadapannya, langsung membuka topi dan kaca mata penyamarannya lalu berjalan menuju Aiba dan Matsujun.
“Aiba-kun…” kata Sho sambil memegang tangan Aiba.
“Sho-chan…” kata Aiba yang langsung melepaskan pelukannya pada Matsumoto sensei, tersenyum ke arah Sho kemudian memeluknya erat dengan mengalungkan tangannya pada leher Sho.
“eh? Kau kenapa?” tanya Sho dengan nada bingung.
“ahhh~ Kita pernah bertemu sebelumnya khan? Kau teman baik Masaki?” tanya Matsujun.
“uhm… iya” jawab Sho agak ragu karena tak menyangka Matsumoto Sensei masih mengenalinya.
“kebetulan sekali, aku baru akan mengantarnya pulang tapi aku tak tahu dimana rumahnya. Kau bisa membantuku? Tampaknya Masaki agak demam…” kata Matsujun.
“eh? Demam?” tanya Sho yang kemudian mendorong tubuh Aiba sedikit agar melepaskan pelukan padanya lalu meletakkan tangannya pada kening Aiba.
“ahhh~ Iya, Aiba-kun kau demam…” kata Sho sambil memandangi Aiba yang wajahnya terlihat memerah.
“tidak, aku sudah minum obat. Ini cuma, tinggal sedikit pusing, Sho-chan…” kata Aiba, memandang Sho dengan mata sayu.
“dia tadi tidak mau ku ajak pulang padahal sebelum ke sini katanya dia meminum obat demam, ku rasa dia sekarang mengantuk karena itu” kata Matsujun.
“oh begitu, baiklah, kalau begitu kita pulang sekarang ya, Aiba-kun?” tanya Sho yang hanya dijawab Aiba dengan anggukan.
“berdiri sebentar” kata Sho, membuat Aiba agak bingung.
Ia kemudian jongkok di hadapan Aiba,
“ayo, naik ke punggungku” kata Sho sambil menengok ke belakang melihat Aiba.
“yeay~” kata Aiba yang langsung tersenyum lalu tanpa ragu mendekat ke Sho, lalu memeluknya erat.
“kami permisi dulu, Sensei…” kata Sho sambil menggendong Aiba.
“baiklah, hati-hati di jalan…” kata Matsujun sambil tersenyum.
Kemudian Sho berjalan menjauh sambil menggendong Aiba yang ternyata sudah langsung tertidur ketika digendong oleh Sho.
“aku tahu kau sejak tadi mengamati kami, keluar dari persembunyianmu sekarang!” kata Matsujun sambil melirik ke samping.
Orang yang sejak tadi bersembunyi di tiang yang tak jauh dari Matsujun menjadi sedikit terkejut ketika mengetahui Matsujun menyadari keberadaannya. Panik, Nino langsung berjalan cepat meninggalkan tempat persembunyiannya.
“siapa yang bilang kau boleh pergi sekarang, huh?” tanya Matsujun yang dengan cepat sudah berhasil memeluk leher Nino dari belakang.
“lepaskan aku! Atau aku akan teriak…” kata Nino mencoba mengancam.
“silahkan teriak sekarang dan aku akan menceritakan skandal kita ke semua orang” kata Matsujun di belakang telinga Nino membuat orang itu bergidig ngeri.
“kau mengancamku?” tanya Nino.
“menurutmu? Sudah, jangan banyak bicara, ikut aku!” perintah Matsujun sambil menarik tangan Nino supaya berjalan mengikutinya.
“ku pastikan kau akan menerima hukumanmu hari ini karena kau sering memata-matai kegiatanku” kata Matsujun lagi.
“yabaii~!” pikir Nino.